Mengikis Segregasi Sastra Indonesia Keturunan Tionghoa

Suyadi Suyadi

Abstract

This article aims to prevent the marginalization of Indonesian literature towards authors of Tionghoa descent. The marginalization (segregation) of Tionghoa circles is not only in residential areas, but also on the map of Indonesian literary history. This qualitative descriptive research was carried out using a historical approach. From literature studies and descriptive analysis it is known that the marginalization of Indonesian literary works of Tionghoa descent is determined by five factors, namely historical factors, sociological factors, political factors, economic factors and aesthetic factors. This research concludes that Indonesian-Tionghoa literature should be included in books on the history of Indonesian literature and that its authors should be given a place and space in the pluralistic Indonesian cultural treasures, side by side with other ethnicities. Like a garden, Indonesia will be beautiful if various flowers grow in it and bloom. Therefore, this article also recommends that Indonesian-Tionghoa literature be included in the educational curriculum in secondary schools and universities.

 

Abstrak

Artikel ini bertujuan agar tidak lagi terjadi marginalisasi sastra Indonesia terhadap pengarang keturunan Tionghoa. Peminggiran (segregasi) kalangan Tionghoa bukan saja berada di kawasan permukiman, tetapi juga dalam peta sejarah sastra Indonesia. Penelitian deskriptif kualitatif ini dilakukan dengan pendekatan sejarah. Dari studi pustaka dan analisis deskriptif diketahui bahwa marginalisasi terhadap karya-karya sastra Indonesia keturunan Tionghoa ditentukan oleh lima faktor, yaitu faktor historis, faktor sosiologis, faktor politik, faktor ekonomi, dan faktor estetik. Penelitian ini menyimpulkan agar sastra Indonesia-Tionghoa ini dimasukkan dalam buku-buku sejarah sastra Indonesia serta penulisnya diberikan tempat dan ruang dalam khazanah budaya Indonesia yang pluralis, berdampingan dengan etnis lain. Ibarat sebuah taman, Indonesia akan indah kalau di dalamnya tumbuh beraneka bunga nan bermekaran. Karena itu, artikel ini juga merekomendasikan agar sastra Indonesia-Tionghoa ini dimasukkan dalam kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah tingkat menengah dan perguruan tinggi.

Keywords

segregation; Indonesian literature; Tionghoa descent; literary history; critical analysis

Full Text:

PDF

References

Bahtiar, A., Waluyo, H.J., Suwandi, S., & Setiawan, B. (2021). Menyelisik Sastra Melayu Rendah. Jurnal Alyasastra. 17(1). https://doi.org/10.36567/aly.v17i1.543

Coppel, C.A. (1994). Tionghoa Indonesia dalam Krisis. Jakarta: Sinar Harapan

Damono, S.D. dan Budianta, M. (Ed). (2009). Sandiwara Derma, Antologi Drama. Jakarta: Pusat Bahasa

Damono, S.D. dan Budianta, M. (Ed). (2009). Meneer Perlente, Antologi Puisi Periode Awal. Jakarta: Pusat Bahasa

Damono, S.D. dkk. (Ed). (2005). Nona Koelit Koetjing: Antologi Cerita Pendek Periode Awal (1870-an - 1910-an). Jakarta: Pusat Bahasa

Faisal, S. (2007). Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Faruk dkk. (2000). Perlawanan Atas Diskriminasi Rasial Etnik: Konteks Sosial-Ideologis Kritik Sastra Tionghoa Peranakan. Magelang: Indonesia Tera

Gottschalk, L. (1985). Understanding History: A Primer of Historical Method. Penerjemah Nugroho Notosusasto. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press

Hadiluwih, S. (1994). Studi tentang Masalah Tionghoa di Indonesia (Studi Kasus: di Medan). Medan: Dhian Doddy

Hariyono, P. (1994). Kultur Cina dan Jawa Pemahaman Menuju Asimilasi Kultural. Jakarta: Sinar Harapan

Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat Cina (Tionghoa)

Isnaini, H. (2022). Mistik-Romantik Pada Novel Drama Dari Krakatau Karya Kwee Tek Hoay: Representasi Sastra Bencana. Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya, 9(1). https://doi.org/10.33541/dia.v9i1.3970

Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi Nomor 285 tahun 1978

Keputusan Presiden Nomor 6 tahun 2000 mengenai pencabutan Instruksi Presiden Nomor 14 tahun 1967 tentang agama, kepercayaan, dan adat istiadat Tionghoa

Keputusan Presidium Kabinet Nomor 127 tahun 1966

Kridalaksana, H. (2018). Masa-Masa Awal Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Obor Indonesia

Kumpulan Keputusan Kongres Bahasa Indonesia I--IX Tahun 1938--2008. 2011. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Liem, Y. (2000). Prasangka terhadap Etnis Cina: Sebuah Inti Sari. Jakarta: Djembatan

Marcus, A.S. dan Benedanto, P. (2000). Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia (Jilid 1). Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)

Merisa, D., & Ahmadi, A. (2020). Eksistensi Perempuan pada Karya Sastra Peranakan Tionghoa dalam Antologi Cerpen Yang Liu Karya Lan Famg: Kajian Feminisme Eksistensialis Simone De Beauvoir. Jurnal Bahasa Mandarin, 4(2). Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/manadarin/article/view/45183

Murtini, W., Prasodjo, A., Siwi P, A. (2019). “Fakta Sejarah dalam Novel-Novel Pandir Kelana”. Jurnal Sastra Indonesia 8 (3) (2019). http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi, diakses 25 Februari 2022, 22:23 WIB

Pardede, A. dkk. (2002). Antara Prasangka dan Realita (Telaah Kritis Wacana Anticina di Indonesia). Jakarta: Pustaka Inspirasi

Poerwanto, H. (2005). Orang Cina Khek dari Singkawang. Depok: Komunitas Bambu

Pramono, D. (2019). Citra Wanita Pribumi dalam Sastra Melayu Tionghoa. Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni (Sesanti), 348–363. Retrieved from https://eprosiding.fib-unmul.id/index.php/sesanti/article/view/26

Rosidi, A. (1967). Ihtisar Sejarah Sastra Indonesia. Bandung: Bina Aksara

Rosidi, A. (1964). Kapankah Kesusastraan Indonesia Lahir. Jakarta: CV Mas Agung

Salmon, C. (2010). “Sastra Indonesia Awal: Kontribusi Orang Tionghoa”. Diterjemahkan Ida Sundari Husen dkk. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia

Santosa, I. (2014). Tionghoa dalam Sejarah Kemiliteran sejak Nusantara sampai Indonesia. Jakarta: Kompas

San, S. (2017). “Menguak Kabut Sejarah Sastra Indonesia”. Makalah. Seminar Nasional Kritik Sastra ditaja Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa pada 15—16 Agustus 2017

Setijowati, A. (2012). Hibriditas Identitas Orang-orang Tionghoa Peranakan Dalam Teks dan Praktik Silang Budaya. LITERASI: Indonesian Journal of Humanities. 2(1), 1-14

Sjamsuddin, H. (2020). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak

Suaka, I.N. (2022). Reposisi Sastra Melayu Peranakan Tionghoa Era Reformasi. Webinar HISKI Bali via Zoom Meeting, Jumat 25 Februari 2022.

Suryabrata, S. (2018). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers

Suryadinata, L. (Ed). (2004). Chinese Indonesians State Policy, Monoculture and Multiculture. Singapura: Eastern Universities Press

Suryadinata, L. (2002). Negara dan Etnis Tionghoa: Kasus Indonesia. Jakarta: LP3ES Indonesia .

Suyadi. (2008). “Peran Orang Jawa dan Cina dalam Keruangan Kota Medan (Studi Antropologi Sosial dalam Pengembangan dan Penataan Kota Medan)”. Tesis. Medan: Universitas Negeri Medan

Teeuw, A. (1994). Indonesia antara Kelisanan dan Keberaksaraan. Jakarta: Pustaka Jaya.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Undang-Undang Dasar 1945. http://www.dpr.go.id/jdih/uu1945, diakses 29 Januari 2019 pukul 14.18 WIB

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI https://jdih.kemsos.go.id/pencarian/www/index.php/web/result/6839/detail, diakses 24 Februari 2022, 16:18 WIB

Walim. (2019). Pendekatan Sejarah Dalam Studi Islam. TAHKIM, Jurnal Peradaban dan Hukum Islam. 2(1) https://doi.org/10.29313/tahkim.v2i1.4147

Yudiono KS. (2007). Pengantar Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta: Grasindo.

Yudiono KS. (2009). Pengkajian Kritik Sastra Indonesia. Jakarta: Grasindo.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.