DEKONSTRUKSI TOKOH GAJAH MADA DALAM NOVEL PERANG BUBAT KARYA AAN MERDEKA PERMANA
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan sejumlah upaya yang dilakukan pengarang dan pemaknaan dari penginterpretasian tokoh Gajah Mada dalam novel yang berjudul Perang Bubat. Rumusan masalahnya adalah bagaimana cara Aan Merdeka Permana menginterpretasikan tokoh Gajah Mada dalam novelnya dan apa makna yang dapat diperoleh dari upaya pengarang tersebut. Teori yang digunakan untuk menganalisis novel ini adalah teori dekonstruksi. Melalui teori ini, data dalam novel akan dianalisis melalui kehadiran sejumlah oposisi biner yang berkaitan dengan tokoh Gajah Mada dalam novel dan menghubungkannya dengan narasi besar tentang Gajah Mada dalam teks-teks sumber-sumber sejarah yang telah dikenal selama ini. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada sejumlah upaya yang dilakukan pengarang dalam menginterpretasikan tokoh Gajah Mada. Simpulan yang dapat dikemukakan adalah (1) upaya pengarang dalam menginterpretasikan tokoh Gajah Mada adalah dengan cara menciptakan informasi baru mengenai tokoh Gajah Mada berdasarkan logika penceritaan novel; (2) makna yang diperoleh dari upaya interpretasi ini adalah bahwa tidak ada interpretasi tunggal terhadap suatu fenomena.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdurrahman dkk. (1991). Carita Parahiyangan Karya Pangeran Wangsakerta. Jakarta: Yayasan Pembangunan Jawa Barat.
Aksan, H. (2005). Dyah Pitaloka: Senja di Langit Majapahit. Yogyakarta: C@ Publishing (PT Bentang Pustaka).
Asmalasari, D. (2010). “Peristiwa Bubat dalam Novel Perang Bubat Karya Yoseph Iskandar dan Novel Gajah Mada: Perang Bubat Karya Langit Kresna Hariadi (Kajian Sastra Bandingan).” Metasastra: Jurnal Penelitian Sastra, 3(2), hlm. 106- -108.
Baehaqi, I. (2015). “Resepsi Cerita Perang Bubat Dalam Novel Niskala Karya Hermawan Aksan”. Transformatika, 11(2), 61–71. https://doi.org/10.31002/ transformatika.v11i2.100.
Culler, J. (1983). On Deconstruction: Theory and Criticism After Structuralism. New York: Cornel University Press.
Farchan, Y., & Firdaus S. (2015). “Tafsir Kekuasaan Menurut Gajah Mada”. Jurnal Politik, 11(01), 1589–1600. Retrieved from http://journal.unas.ac.id/politik/ article/view/119.
Faruk. (2014). “Dekonstruksionisme dalam Studi Sastra.” dalam Teori Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hariadi, L.K. (2006). Gajah Mada, Perang Bubat. Solo: Tiga Serangkai.
Hernawan, W. (2011). “Perang Bubat dalam Literatur Majapahit”. Wawasan, 34(1), 35–43. Retrieved from http://digilib. uinsgd.ac.id/3718/1/Perang Bubat dalam Literatur Majapahit.pdf.
Hidayat, S. (2015). “Pandangan Orang Sunda dalam Tiga Novel tentang Perang Bubat”. Metasastra, 8(1), 105--120. https:// doi.org/http://dx.doi.org/10.26610/ metasastra.2015.v8i1.104-120.
Kuntowijoyo. (2006). Budaya dan Masyarakat Yogyakarta: Tiara Wacana.
Munandar, A. A. (2010). Gajah Mada: Biogra Politik. Jakarta: Komunitas Bambu.
Nurrosida, D.H. (2010). “Perang Bubat da- lam Novel Perang Bubat karya Yoseph Iskandar dan Dyah Pitaloka: Senja di Langit Majapahit karya Hermawan Ak- san: Sebuah Kajian Sastra Bandingan.” Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Permana, A.M. (2009). Perang Bubat: Tragedi di Balik Kisah Cinta Gajah Mada dan Dyah Pitaloka. Bandung: Qanita.
Pradotokusumo, P.S. (1986). Kakawin Gajah Mada (Sebuah Karya Sastra Kakawin Abad ke-20 Suntingan Naskah serta Telaah Struktur, Tokoh, dan Hubungan Antarteks. Bandung: Binacipta.
Refbacks
- There are currently no refbacks.