SISTEM FONOLOGI BAHASA BENUAQ DI KABUPATEN KUTAI BARAT, KALIMANTAN TIMUR
Abstract
Fonologi bahasa Benuaq memiliki beberapa ciri khas tersendiri. Tujuan penelitian ini, yaitu untuk memaparkan secara singkat dan jelas struktur fonologi bahasa Benuaq. Adapun masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana struktur vokal, konsonan, diftong dan distribusinya, serta bentuk suku kata dalam bahasa Benuaq. Penelitian ini menggunakan teori linguistik struktural, yaitu dengan cara menganalisis struktur fonologinya. Metode pengumpulan data yang digunakan, yaitu metode wawancara terstruktur dan observasi sistematis dengan teknik rekam dan catat. Adapun analisis data menggunakan metode deskriptif analitik untuk mengetahui fonologi bahasa Benuaq. Hasil penelitian ini ditemukan enam vokal pendek (i, u, e, |, o, dan a) dan ditemukan juga lima vokal panjang (i:, u:, e:, o:, dan a:), 23 konsonan, dan enam diftong. Fonem vokal berdistribusi lengkap, sedangkan konsonan ada yang berdistribusi lengkap dan tidak lengkap. Konsonan yang berdistribusi lengkap berjumlah sepuluh fonem, yaitu /p/, /m/, /s/, /t/, /n/, /l/, /r/, /y/, /k/, dan /G/, sedangkan konsonan yang berdistribusi tidak lengkap terdapat 13 fonem, yaitu /b/, / pm/, /w/, /d/, /tn/, /j/, /c/, /~n/, /g/, /q/, /kG/, /h/, dan /?/. Suku kata dalam bahasa Benuaq, yaitu V, D, VK, KV, KVK, KD, dan KDK. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fonologi bahasa Benuaq memiliki keunikan tersendiri, seperti bentuk vokal panjang dan konsonan unik /pm/, /tn/, dan /kG/.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ahmad, M.R. dan Fernandez. (1999). “Struktur Bahasa Benuaq”. Sosiohumanika, XII, 2.
Alwi, H. dkk. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.
Amril dan Ermanto. (2007). Fonologi Bahasa Indonesia. Padang: UNP Press.
Bahasa, P. (2008). Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
Chaer, A. (1994). Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Chaer, A. (2009). Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Irsan, M. (2015). “Analisis Fonologis Bahasa Komering”. Mlangun, 10, No.2, 345-- 360.
Maksan, M. (1994). Ilmu Bahasa. Padang: IKIP Padang Press.
Mulawarman, W.G. dan Y. Iswanto. (2018). “Penerapan Teknik Bagi Unsur Langsung (BUL) pada Identifikasi Afiks Bahasa Dayak Benuaq”. Diglosia, Vol. 1, No, 13--18.
Muslich, M. (2008). Fonologi Bahasa Indone- sia. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Pike, K. L. (1974). Phonemics: A Technique for Reducing Languages to Writing. Ann Ar- bor: The University of Michigan Press.
SIL Internasional. (2006). Bahasa-Bahasa di Indonesia. Jakarta: SIL Internasional.
Soeparno. (2002). Dasar-Dasar Linguistik. Yogyakarta: PT Tiara Wacana.
Subroto, E. (1991). Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Jawa. Jakarta: Departemen Pen- didikan dan Kebudayaan.
Uhlenback, E.M. (1982). Kajian morfologi Bahasa Jawa. Jakarta: Djambatan.
Verhaar, J.W.M. (2005). Teori Linguistik dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
Wedhawati dkk. (2001). Tata Bahasa Jawa Mutakhir. Jakarta: Departemen Pendidi- kan Nasional.
Widada. (2011). “Kajian Bunyi Vokal Bahasa Jawa dalam Lingkungan Multietnis: Studi Kasus di Yogyakarta”. Widyaparwa, Vol. 39, N, hlm. 81--94.
Widoyoko, E.P. (2013). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Refbacks
- There are currently no refbacks.