LEGENDA MALIN KUNDANG DALAM PERSPEKTIF FEMINISME

Eva Krisna

Abstract


Penelitian ini membahas tradisi merantau dan falosentrisme dalam legenda Minangkabau berjudul Malin Kundang dengan pendekatan feminisme. Legenda tersebut mengisahkan anak durhaka yang dikutuk oleh ibunya menjadi batu. Pengutukan itu seakan-akan mencerminkan kekuasaan seorang ibu atas anak laki-lakinya sebagai bentuk reperesentasi sistem matrilineal masyarakat Minangkabau. Namun, kebenaran matriarkat dalam karya sastra rakyat pada masyarakat matrilineal itu terbantahkan setelah mengkritisi legenda Malin Kundang. Pengumpulan data menggunakan metode observasi dengan teknik rekam dan catat. Analisis data menggunakan metode deskriptif analitik dengan teknik analisis kontens. Penelitian ini memanfaatkan kritik sastra feminis yang pada dasarnya merupakan kritik ideologis atas cara pandang yang mengabaikan permasalahan ketimpangan dan ketidakadilan dalam pemberian peran dan identitas sosial berdasarkan perbedaan jenis kelamin. Hasil pembahasan menguatkan hipotesis bahwa tidak satu pun wacana di dunia ini yang terbebas dari falogosentrisme, meskipun ideologi tersebut disamarkan melalui slogan-slogan kematrilinealan. Kritik feminisme dapat dilakukan dengan menggunakan analisis wacana Foucault, teori dekonstruksi Derrida, dan teori poskolonial Edward Said. Kritik feminisme membahas masalah gender, esensialisme dan konstruksi sosial, patriarkat dan falogosentrisme, serta wacana representasi dan resistensi.

 


Keywords


feminisme; gender; matriarkat, patriarki; falogosentrisme

Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Ahadiat, E. dan Puspawati. (2013). “Warna Lokal Minangkabau dalam Sastra Indonesia dan Sastra Minangkabau yang Mendua”. Dalam Sastra Indonesia Berakar pada Sastra Daerah Meraih Sastra Dunia, Seminar Internasional Sastra Bandung, Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, hlm. 328—333. M. Abdul Khak dkk. (Eds.). Bandung: Penerbit Unpad Press.

Aminuddin. (2002). “Pendekatan Pasca-Strukturalisme Derrida”. Dalam Analisis Wacana: dari Linguistik Sampai Dekonstruksi. Budiman (Ed.). Hlm. 155—198. Yogyakarta: Kanal.

Budianta, M. (2002). “Pendekatan Feminisme Terhadap Wacana”. Dalam Analisis Wacana: dari Linguistik Sampai Dekonstruksi. Budiman (Ed.). Hlm. 199—299. Yogyakarta: Kanal

Budianta, M. (2002). “Teori Sastra Sesudah Strukturalisme: dari Studi Teks ke Studi Wacana”. Dalam Teori dan Kritik Sastra. Jakarta: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya, Lembaga Penelitian Universitas Indonesia.

Foucault, M. (2000). L’Historie de Sexualite. Terjemahan Rahayu S. Hidayat. Jakarta: Gramedia.

Hutomo, S.S. (1991). Mutiara yang Terlupakan: Pengantar Studi Sastra Lisan. Jawa Timur: Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia.

Kadir, H. (2013). “Feminisme Profetik dalam Hikayat Darimatasia”. Dalam Sastra Indonesia Berakar pada Sastra Daerah Meraih Sastra Dunia, Seminar Internasional Sastra Bandung, Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, hlm. 499—504. M. Abdul Khak dkk. (Eds.). Bandung: Penerbit Unpad Press.

Kurnia, M.D. (2013). “Falsafah Minang dalam Cerita Rakyat Malin Kundang”. Dalam Sastra Indonesia Berakar pada Sastra Daerah Meraih Sastra Dunia, Seminar Internasional Sastra Bandung, Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, hlm. 350—354. M. Abdul Khak dkk. (Eds.). Bandung: Penerbit Unpad Press.

Moleong, L. J. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya.

Philips, N. (1981). Si Jobang Sung Narrative Poetry of West Sumatra. Cambridge: University Press.

Ruthven, K.K. (1990). Feminist Literary Studies: An Introduction. Cambridge: Cambridge University Press.

Sudikan, S.Y. (1993). Metode Penelitian Sastra Lisan. Jakarta: Bentara Budaya.

Sari, E.S. (2013). “Menilik Sekilas Feminisme dan Dekonstruksi dalam Sastra Anak Indonesia”. Dalam Sastra Indonesia Berakar pada Sastra Daerah Meraih Sastra Dunia, Seminar Internasional Sastra Bandung, Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, hlm. 529—535. M. Abdul Khak dkk. (Eds.). Bandung: Penerbit Unpad Press.

Sarup, M. (2003). Post-Structuralism dan Post-Modernisme: Sebuah Pengantar Kritis. Terjemahan Medhy Aginta Hidayat. Yogyakarta: Jendela.

Zulfadhli. (2012). “Identitas Naratif dalam Sastra Warna Lokal Minangkabau”. Dalam Sastra, Kultur, dan Subkultur, Prosiding Konferensi Internasional Kesusastraan XXII, UNY-HISKI Cabang Yogyakarta, hlm. 101—106. Nurhadi dkk. (Eds.). Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta.

Udin, S (Ed.). (1993). Rebab Pesisir Selatan Malin Kundang. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sumber Data Primer

Suntingan Teks Kaba Malin Kundang




DOI: http://dx.doi.org/10.29255/aksara.v28i2.129.171-180

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

_______________________________________________________________________________________________________

Aksara INDEXED IN:

   
     

_______________________________________________________________________________________________________

 

AKSARA diterbitkan oleh Balai Bahasa Provinsi Bali bekerja sama dengan Perkumpulan Pengelola Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya (PPJB-SIP)

 AKSARA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License

 

View My Stats