ADAPTASI LINGKUNGAN MASYARAKAT PENDATANG DALAM CERITA RAKYAT BONTANG

Aquari Mustikawati

Abstract


Kota Bontang letaknya bersebelahan dengan Selat Makassar. Letak geografis tersebut memungkinkan Bontang sebagai wilayah tujuan migrasi dari wilayah sekitarnya. Oleh sebab itu, masyarakat di wilayah Bontang bagian pesisir didominasi oleh pendatang yang berasal dari Sulawesi dan Kutai. Perbedaan kondisi daerah dengan daerah asal memaksa para pendatang melakukan beberapa adaptasi lingkungan. Tulisan ini berusaha menjelaskan adaptasi masyarakat pendatang yang tinggal di daerah Bontang terhadap lingkungan baru melalui cerita rakyatnya. Dengan menggunakan pendekatan antropologi dan teori ekologi budaya, tulisan ini menganalisis proses pemertahanan lingkungan dan budaya masyarakat pendatang sebagai adaptasi yang tinggal di daerah tersebut. Analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan cara-cara adaptasi masyarakat terhadap lingkungan dalam cerita rakyatnya. Bagi masyarakat agraris adapatasi yang silakukan adalah beradaptasi dengan lahan pertanian dengan menggunakan teknologi yang sesuai dengan pola daerah baru. Sementacentra itu, masyarakat bahari berusaha beradaptasi dengan menggunakan teknologi yang berhubungan dengan  kelautan. Adaptasi yang dilakukan masyarakat pendatang tersebut selain bertujuan untuk kebertahanan hidup mereka di daerah baru juga secara tidak langsung telah menciptakan ketahanan budaya dari tempat asal mereka di tempat baru, yaitu wilayah Bontang. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagai daerah tujuan pendatang, Bontang mengalami berbagai perkembangan budaya  sebagai hasil dari adaptasi lingkungan yang dilakukan para pendatang.

 

           

 


Keywords


adaptasi; lingkungan; masyarakat pendatang; cerita rakyat; ekologi budaya

Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Danandjaja, James. 2008. “Folklor dan Pembangunan Kalimantan Tengah: Merekonstruksi Nilai Budaya Orang Dayak Ngaju dan Ot Danum melalui Cerita Rakyat Mereka” dalam Pudentia M P P S (Ed).Metodologi Kajian Tradisi Lisan.71—84 . Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan.

Mursalim dan Hamsyi Gazali. 2007. Cerita Rakyat Bontang. Pemerintah Kota Bontang dan Dinas Pendidikan Kota Bontang.

Makkaraka, HAATM Nasir. 2006. Bontang dalam Sejarah dan Perkembangann-ya. Pemerintah Kota Bontang”.

Mustikawati, Aquari. 2014. “Gambaran Ke-hidupan Masyarakat Laut dalam Cerita Rakyat Bontang” dalam Jurnal Loa Vol. 9. Samarinda: Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur.

Kurniawati, Diyan dkk. 2013. “Deskripsi dan Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam Cerita Rakyat Kota Bontang”. Samarinda: Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur.

Poerwanto, Hari, Dr. 2000. Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif An-tropologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Purba, dkk. 2012. “Kota Bontang: Dinamika Sejarah dan Perkembangannya”. Bon-tang: Dinas Kebudayaan dan Pari-wisata Kota Bontang, Pemerintah Ko-ta Bontang.

Sani, Amilda. “Relasi Ekonomi : Laut, Sawah, dan Produksi Model Adaptasi Sosial-BudayaMasyarakat Upang terhadap Perubahan Ling-kungan”

http://www.academia.edu/, diunduh tanggal 13 Januari 2017)

Sudikaan, Setya Yuwana. 2016. Ekologi Sas-tra. Lamongan: Pustaka Ilalang

Sutton, Mark Q and Andeson, E.N. 2004. In-troduction to Cultural Ecology. United States: Altmira.




DOI: http://dx.doi.org/10.29255/aksara.v30i1.125.59-73

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

_______________________________________________________________________________________________________

Aksara INDEXED IN:

   
     

_______________________________________________________________________________________________________

 

AKSARA diterbitkan oleh Balai Bahasa Provinsi Bali bekerja sama dengan Perkumpulan Pengelola Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya (PPJB-SIP)

 AKSARA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License

 

View My Stats