RESEPSI SASTRA KISAH GANDARI DALAM PUISI INDONESIA MODERN

Puji Santosa

Abstract


Penelitian ini bertujuan mengungkapkan dan memaknai resepsi sastra kisah Gandari dalam puisi Indonesia modern yang dilakukan oleh Gunawan Maryanto, Djoko Saryono, dan Goenawan Mohamad. Masalah penelitian adalah resepsi sastra kisah Gandari yang digubah menjadi puisi Indonesia modern. Untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan digunakan metode kualitatif yang ditopang dengan deskripsi, analisis isi, dan komparasi. Hasil dan pembahasaan penelitian ini membuktikan bahwa resepsi sastra kisah Gandari dalam puisi Indonesia modern melalui pemaknaan: (1) transformasi kisah Gandari dengan kreativitas estetis sebagai proses kreatif penyair, (2) referensi gerak budaya sebagai pertanda bahwa kisah Gandari itu dinamis, akulturatif, dan integratif menjadi lambang perjuangan wanita yang menjadi korban kekuasaan, wibawa, dan cinta, serta (3) reaktualisasi filosofi dan nilai budi pekerti perjuangan Gandari melawan suratan takdir dan nasib, meskipun pada akhirnya kalah dan menyerah, sebagai suatu pembelajaran bahwa manusia diberi hak untuk tetap berusaha sekuat kemampuan mencapai cita-cita dan harapannya. Dari hasil penelitian itu dapat disimpulkan bahwa resepsi sastra kisah Gandari dalam puisi Indonesia modern menunjukkan adanya pemaknaan yang dinamis, kreatif, estetis, serta memberi roh dan kehidupan mitos yang tidak dapat dipisahkan dari realitas sehari-hari.

 

 


Keywords


sastra; resepsi; puisi; referensi; reaktualisasi

Full Text:

PDF

References


Ajidarma, S.G. (2006). Kitab Omong Kosong. Yogyakarta: Bentang Budaya.

Chudori, L.S. (2012). Pulang: Sebuah Novel. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Damono, S.D. (1982). “Di Banjar Tujuk Tabanan”. Dalam Mata Pisau, hlm. 59. Jakarta: Balai Pustaka.

Damono, S.D. (1983). Perahu Kertas. Jakarta: Balai Pustaka.

Damono, S.D. (1995). Hujan Bulan Juni. Jakarta: Grasindo.

Danarto. (1969). “Nostalgia.” Horison Nomor 12 Tahun ke IV, Desember 1969, hlm. 357—362.

Dini, Nh. (1956). “Jatayu”. Dalam Dua Dunia. Jakarta: NV Nusantara.

Endraswara, S. (2013). Teori Kritik Sastra: Prinsip, Falsafah, dan Penerapan. Yogyakarta: Caps.

Effendi, R. (1953). Bebasari. Jakarta: Fasco.

Harefa, A. (2003). Agar Menulis-Mengarang Bisa Gampang.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Jatman, D. (2002). “Nasihat Untuk Begawan Wisrawa”. Dalam Sori Gusti, hlm. 78—80. Semarang: LIMPAD.

Jauss, H.R. (1974). “Literary History as a Challenge to Literary Theory,” Ralph Cohen (Ed.) New Direction in Literary History. London: Roudledge & Kegan Paul.

Kapalaye, K.A. (2010). Kamus Pintar Wayang: Dari Versi India Hingga Pewayangan Jawa. Yogyakarta: Laksana.

Luxemburg, J.V. et al. (1984). Pengantar Ilmu Sastra. Diindonesiakan Dick Hartoko. Jakarta: Gramedia.

Maryanto, G. (2008). “Gandari Berada di Kegelapan” dan “Gandari di Puncak Kegelapan”. Dalam Perasaan-Perasaan yang Menyusun Sendiri Petualangannya. Yogyakarta: Omah Sore.

Maryanto, G. (2009). “Gandari Memasuki Kegelapan,” hlm. 24 dan “Gandari Mengutuk Kegelapan”. Pinurbo, J. (Ed.). Puisi Indonesia Terbaik 2009: Anugerah Sastra Pena Kencana. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Maryanto, G. (2013). “Kunti”, “Amba”, “Satyawati”. Kompas, Minggu, 9 Juni 2013.

Maryanto, G. (2015). “Parasurama”, “Renuka”, “Yamadagni”, “Anjani”, “Supraba”, “Sumbadra”, “Windradi”, “Alap-Alap Surtikanti”, “Gojali Suta”, “Sumba Juwing”. Dalam Kompas, Minggu, 18 Januari 2015.

Mohamad, G. (1992). “Pariksit,” hlm. 18—21. Dalam Asmaradana. Jakarta: Grasindo.

Mohamad, G. (1998). “Persetubuhan Kunthi,” hlm. 38—39. Dalam Misalkan Kita di Sarajevo. Jakarta: Kalam.

Mohamad, G. (2007). “Gandhari”. Catatan Pinggir. Majalah Tempo. Edisi. 45/XXXV/01 – 7 Januari 2007.

Mohamad, G. (2013). “Gandari,” hlm. 1—12 dan “Hikayat Sri Rama,” hlm. 59—66. Dalam Gandari. Jakarta: Tempo.

Nurgiyantoro, B. (2003). “Wayang dalam Fiksi Indonesia”. Humaniora Volume XV, Nomor 1, 2003, hlm. 1—14.

Nurgiyantoro, B. (2014). “Penggunaan Ungkapan Jawa dalam Kumpulan Puisi Tirta Kamandanu Karya Linus Suryadi: Pendekatan Stilistika Kultural.” Dalam Litera, Volume 13, Nomor 2, Oktober 2014, hlm. 201—214.

Nurgiyantoro, B. (2016). “Transformasi Cerita Wayang dalam Novel Amba dan Pulang”. Litera, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2016, hlm. 201—216.

Pamuntjak, L. (2012). Amba: Sebuah Novel. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Pendit, N.S. (2009). Mahabharata. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Pradopo, R.D. (1995). Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yog¬ya¬karta: Pustaka Pelajar.

Rajagopalachari, C. (2008). Mahabharata. Terjemahan Yudhi Murtanto. Yogya-karta: IRCiSoD.

Ratna, N.K. (2008). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ratna, N.K. (2010). Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rendra, W.S. (1975). “Rakyat Adalah Sumber Ilmu”. Dalam Kompas, Minggu, 2 Agustus 1975.

Riantiarno, N. (2016). Mahabarata Jawa. Jakarta: Grasindo.

Santosa, P. (1991). “Refleksi Cinta dalam Lakon Bebasari”. Dalam Harian Terbit. Sabtu, 12 Oktober 1991, hlm. 5.

Santosa, P. (2015). Metodologi Penelitian Sastra: Paradigma, Proposal, Pelaporan, dan Penerapan. Yogyakarta: Azzagrafika.

Santosa, P. (2016a). “Tanda-Tanda Puitik Sajak ‘Pertanyaan Srikandi’ Karya Wiyatmi”. Dalam Atavisme Volume 19 Nomor 1, Edisi Juni 2016, hlm. 15—28.

Santosa, P. (2016b). W.S. Rendra dalam Semiologi Komunikasi. Yogyakarta: Azzagrafika.

Santosa, P. (2016c). “Fungsi Sosial Kemasyarakatan Tembang Macapat”. Dalam Widyaparwa Volume 44, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 85—97.

Santosa, P. dan Jayawati, M.T. (2010). Sastra dan mitologis: Telaah dunia wayang da¬lam sastra Indonesia. Yog-ya¬karta: Elma¬tera Publishing.

Saryono, D. (2013). Kitab Puisi: Arung Diri. Malang: Aditya Media Publishing.

Saryono, D. (2015). Himpunan Puisi: Kemelut Cinta Rahwana. Malang: Pelangi Sastra dan Kafe Pustaka.

Sastrowardojo, S. (1995). Dan Kematian Ma¬kin Akrab. Jakarta: Grasindo.

Segers, R.T. (1978). The Evaluation of Literary Texts. Lesse: The Pater de Ridder Press.

Sharma, K.A. (2013). Perempuan-Perempuan Mahabharata. Terjemahan Hakimi, D.K. & Isaiyas, I. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Sindhunata. (2007). Anak Bajang Menggiring Angin. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Solichin, dkk. (2011). Pendidikan Budi Pekerti dalam Pertunjukan Wayang. Jakarta: Yayasan Senawangi.

Subagya, K.S. (2010). “Hakikat Belajar: Niteni, Nirokke, Nambahi”. Dalam Siswa Nusan¬tara. Yogyakarta: Pawi-yatan Taman Siswa.

Sudjarwo, H.S. dkk. (2013). Rupa & Karakter Wayang Purwa. Jakarta: Kakilangit Ken¬cana Prenada Media Group.

Suryadi A.G.L. (1997). Tirta Kamandanu: 104 Sajak Pilihan 1971—1996. Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia.

Suyami. (2006). “Wayang Sebagai Tontonan, Tuntunan, dan Tatanan”. Dalam Jantra Volume I, Nomor 1, Juni 2006, hlm. 47—57.

Vodicka, F. (1964). “The History of the Echo of Literary Works”. Dalam A Prague School Reader on Esthe¬tics, Literary Structure and Style. Garvin, P.L. (Ed.). Wash¬ington: Georgetown University Press.

Widiatmoko, B. (Ed.). (2016). Antologi Puisi: Tancep Kayon. Bogor: Yayasan Leksika.

Wiyatmi. (2012). “Pertanyaan Srikandi”. Dalam Pertanyaan Srikandi: Antologi Puisi, (hlm. 1) Yogyakarta: Ash-Shaff.

Wuraji. (2001). “Pengantar Penelitian”. Dalam Metode Penelitian Sastra. Jabrohim (Ed.), (hlm. 1—6). Yogy




DOI: http://dx.doi.org/10.29255/aksara.v29i1.116.1-18

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

_______________________________________________________________________________________________________

Aksara INDEXED IN:

   
     

_______________________________________________________________________________________________________

 

AKSARA diterbitkan oleh Balai Bahasa Provinsi Bali bekerja sama dengan Perkumpulan Pengelola Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya (PPJB-SIP)

 AKSARA is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License

 

View My Stats