Nama-Nama Sebutan Arjuna dalam Sêrat Bhagawad Gita
Abstract
Name is a special identity for someone who is attached and becomes a marker of their identity. This study aims to describe the names of Arjuna and the basis for naming them in the Sêrat Bhagawad Gita. The method used in this research is descriptive qualitative. This study uses a semantic approach. The data source used is the Sêrat Bhagawad Gita, with data in the form of words or phrases to refer to the character of Arjuna. The data analysis technique used was data collection, condensation, presentation (categorization), and interpretation. The analysis used is contextual meaning, namely the delivery of results based on the facts of the data with the context in the source text. Based on the results of the research, it was found that the name Arjuna was mentioned using the Arjuna name directly and using the nickname. The names of Arjuna in the Sêrat Bhagawad Gita, include 1) Pandhu Tanåyå, 2) Panêngahing Pandhåwå, 3) Pandhu Putrå, 4) Atmajaning Prita, 5) Atmajaning Kunthi, 6) Têdhaking Baråtå, 7) Pritå Putrå, 8) Pandhu Sutå, 9) Bêbanthènging Baråtå, 10) Pathining Baråtå, 11) Pêpêthaning Baråtå, 12) Unggul Lawan Kasugihan, 13) Pangrurahing Satru, 14) Bêbanthènging Manungså, 15) Bêbanthènging Jagat, and 16) Kang Kawåwå Påpå. The basis for the naming used in the text is based on his family tree and character prominence. Each designation name has its meaning which gives a special identity to the character of Arjuna. In the naming, the name of the character of Arjuna also uses the dasanama system as a form of naming system in Javanese culture.
Abstrak
Nama merupakan identitas khusus bagi seseorang yang melekat padanya dan menjadi penanda identitas dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nama-nama sebutan Arjuna dan dasar penamaannya di dalam Sêrat Bhagawad Gita. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif deksriptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan semantik. Sumber data yang digunakan ialah Sêrat Bhagawad Gita, dengan data berupa kata atau frasa untuk menyebut tokoh Arjuna. Teknik analisis data yang dilakukan pengumpulan data, reduksi, penyajian/kategorisasi, dan interpretasi. Analisis yang digunakan ialah pemaknaan kontekstual,yaitu penyampaian hasil didasarkan pada fakta data dengan konteks yang ada pada teks sumber. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa nama Arjuna disebutkan dengan menggunakan nama Arjuna secara langsung dan menggunakan nama sebutan. Nama-nama sebutan Arjuna di dalam Sêrat Bhagawad Gita antara lain: 1) Pandhu Tanåyå; 2) Panêngahing Pandhåwå; 3) Pandhu Putrå; 4) Atmajaning Prita; 5) Atmajaning Kunthi; 6) Têdhaking Baråtå; 7) Pritå Putrå; 8) Pandhu Sutå; 9) Bêbanthènging Baråtå; 10) Pathining Baråtå; 11) Pêpêthaning Baråtå; 12) Unggul Lawan Kasugihan; 13) Pangrurahing Satru; 14) Bêbanthènging Manungså; 15) Bêbanthènging Jagat; 16) Kang Kawåwå Påpå. Dasar dari penamaan yang digunakan dalam naskah didasarkan pada silsilah keluarganya dan keunggulan karakternya. Setiap nama sebutan memiliki makna tersendiri yang memberikan identitas khusus bagi tokoh Arjuna. Di dalam penamaannya, nama tokoh Arjuna juga menggunakan sistem dasanama sebagai salah satu bentuk sistem penamaan dalam kultur Jawa.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
A’rof, Nur Izzatul & Ahwan, Zainul. (2018). Studi Etnografi Komunikasi Pergeseran Nama Bercirikan Identitas Jawa Tengger Pada Era Generasi 2000-an Suku Tengger di Kabupaten Pasuruan (Tinjauan Kritis Teori Determinisme Perkembangan Teknologi). Jurnal Heritage, 6(2), p. 8-15. DOI: https://doi.org/10.35891/heritage.v6i2.1132
Anantama, M.D., & Aditya, S. (2020). Menggali Makna Nama-nama Makanan Sekitar Kampus di Purwokerto. Jurnal Aksara, 32 (2), p. 275-286. DOI: https://doi.org/10.29255/aksara.v32ii1.275--286
Antara, I Gde Nala Antara. (2016). Lontar Dasa Nama: Kamus Sinonim Karya Leksikograf Bali Klasik. Dalam Prabhajñana: Kajian Pustaka Lontar Universitas Udayana, p.149-164.
Bandana, I Gde Wayan Soken. (2015). Sistem Nama Orang Bali: Kajian Struktur dan Makna. Jurnal Aksara, 27(1), p. 1-11. DOI: https://doi.org/10.29255/aksara.v27i1.166.1-11
Basir, U. Pr. M. (2017). Fenomena Bahasa Nama dalam Budaya Jawa: Kajian Aspek Filosofis dan Fakta Sosial. Lokabasa: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Budaya Daerah serta Pengajarannya, 8(1), p. 112-126. DOI: https://doi.org/10.17509/jlb.v8i1.15972
Hasibuan, N.S. & Afifah, N. (2018). Harapan Orang Tua dalam Memberikan Nama Anak di Daerah Tapanulis Selatan. Dalam Seminar Literasi Sastra dalam Penguatan Pendidikan Karakter (p. 96-105). Medan, Indonesia:Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah Medan.
Hasibuan, N.S., Basaria, I., Parlindungan. (2019). Makna Nama dalam Masyarakat Mandailing: Kajian Antropolinguistik. Dalam TALENTA Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts, 2(2), p. 45-50. DOI: https://doi.org/10.32734/lwsa.v2i2.719
Kosasih, Dede. (2010). Kosmologi Sistem Nama Diri (Antroponim) Masyarakat Sunda: dalam Konstelasi Perubahan Struktur Sosial Budaya. Dalam Seminar Internasional “Hari Bahasa Ibu” dengan tema “Menyelamatkan Bahasa Ibu sebagai Kekayaan Budaya Nasional” (p.1-7). Bandung.
Kridalaksana, Harimurti. (1984). Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia.
Miles & Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Nurhayati, Endang. (2008). Sistem Sapaan dalam Wayang Kulit. Diksi, 15(2), p.137-148. DOI: https://doi.org.10.21831/diksi.v15i2.6602
Poerwadarminta, W. J. S. (1939). Baoesastra Djawa. Batavia: J.B. Wolters’ UitGevers-Maatschappij N.V.
Rini, N., Zees, S.R., Pandiya. (2018). Pemberian Nama Anak dalam Sudut Pandang Bahasa. Epigram: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Humaniora, 15(2), p. 145-154. DOI: https://doi.org/10.32722/epi.v15i2.1276
Sahayu, Wening. (2014). Penanda Jenis Kelamin Pada Nama Jawa dan Nama Jerman. Litera: Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya,13(2), p. 338-348. DOI: https://doi.org/10.21831/ltr.v13i2.5251
Said, I.M. (2018). Analisis Morfo-Semantik Nama Diri Perantau Asal Etnis Mbojo (Bima) di Sulawesi Selatan. Dalam Kongres Internasional Masyarakat Linguistik Indonesia (p. 139-145). Manokwari, Indonesia:Kongres Internasional Masyarakat Linguistik Indonesia.
Setiyanto, Edi. (2018). Leksikalisasi dan Fungsi Bagian-bagian Pohon Kelapa: Tinjauan Etnolingustik. Jurnal Aksara, 30(2), p.285-300. DOI: https://doi.org/10.29255/aksara.v30i2.300.285-300
Subrahmaniam, Kamala. (2007). Mahābhārata. Surabaya: Pāramita
Sucipta, Mahendra. (2010). Ensiklopedia Tokoh-tokoh Wayang dan Silsilahnya. Jakarta: PT. Buku Kita.
Verhaar, J.W.M. (2016). Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Widodo, S.T., Yussof N., Dzakiria. H. (2010). Nama Orang Jawa: Kepelbagaian Unsur dan Maknanya. Sari-International Jurnal of the Malay World and Civilisation, 28(2). P. 259-277.
Yasasusastra, S. (2011). Mengenal tokoh pewayangan : biografi, bentuk dan perwatakannya / J. Syahban Yasasusatra. Pustaka Mahardika.
Refbacks
- There are currently no refbacks.