LOKALITAS MASYARAKAT DALAM NOVEL ORANG-ORANG OETIMU/LOCALITY OF THE PEOPLE IN NOVEL’S ORANG-ORANG OETIMU
Abstract
Abstrak
Tema lokalitas yang dikemas dengan sangat apik mengantarkan Felix K. Nesi menyabet pemenang sayembara tahunan DKJ 2018. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji dinamika lokalitas masyarakat NTT yang dinarasikan pengarang dalam novelnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra. Sumber data penelitian ini adalah novel Orang-Orang Oetimukarya Felix K. Nesi. Data penelitian berupa kata, frasa, atau kalimat yang menunjukkan unsur-unsur lokalitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama terdapat enam unsur lokalitas yang dinarasikan dalam novel. Enam unsur tersebut diantaranya ialah lokalitas bahasa, lokalitas religi, lokalitas sistem pengetahuan, lokalitas sistem perekonomian, lokalitas kesenian, serta lokalitas sistem teknologi. Kedua, sebagian besar unsur lokalitas tersebut mengalami perkembangan. Perkembangan ini bagaikan dua sisi mata pisau, dimana satu sisi memberikan pengaruh positif dan sisi yang lain memberikan pengaruh yang negatif. Ketiga, adanya perkembangan kebudayaan ini tidak terlepas dari munculnya arus globalisasi yang terbangun atas 4 dimensi kebudayaan global yakni ideoscape, ethnoscape, mediascape, dan technoscape.
Kata kunci:lokalitas, kebudayaan, sosiologi sastra
Abstract
Theme of locality was packaged very nicely led Felix K. Nesi to win in the 2018 DKJ annual contest. The purpose of this study was to examine the dynamics of locality of the NTT. This research is a qualitative descriptive study with a sociological approach to literature. The data source of this research is the novel Orang-Orang Oetimu by Felix K. Nesi. Research data form of words, phrases, or sentences that indicate of locality. The results of this study are first there are six elements of locality narrated in the novel. These six elements include language locality, religious locality, knowledge system locality, economic system locality, artistic locality, and technological system locality. Second,) most of these elements locality is developing. Development are two sides of the blade, where one side impact positive and the other negative impact. Third, development of these cultures can’t be separated from the globalization developed 4 dimension global culture as ideoscape, ethnoscape, mediascape, and technoscape.
Keywords: locality, culture, sociology of literature
Keywords
Full Text:
PDFReferences
DAFTAR PUSTAKA
Anggarista, R. (2020). Lokalitas Benuaq Kalimantan dalam Novel Api Awan Asap Karya Korrie Layun Rampan. Fon: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 16(47–56). https://doi.org/DOI: https://doi.org/10.25134/fjpbsi.v16i1.2508
Anoegrajekti, N. (2010). Pada Nonton dan Seblang Lukinto (Membaca Lokalitas dalam Keindonesiaan). Kajian Linguistik dan Sastra, 22(2). https://doi.org/10.23917/kls.v22i2.4373
Appadurai, A. (2005). Modernity at Large (1st ed.). London: The Universiti of Minnesota Press.
Creswell, J.W. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (penrjemah Achmad Fawaid). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dwiyanti, R., & Suherman, A. (2019). Unsur Budaya Dalam Cerita Film Cakra Buana Karya Massimo Burhaniddin. Lokabasa, 10(2), 204–213. https://doi.org/10.17509/jlb.v10i2
Fansuri, H. (2012). Globalisasi, postmodernisme dan tantangan kekinian sosiologi indonesia. Jurnal Sosiologi Islam, 2(1). https://doi.org/http://jurnalfisip.uinsby.ac.id/index.php/JSI/article/view/21.
Hartono. (2015). Warna Lokal Jawa dalam Novel Indonesia Periode 1980-1995. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Koentjaraningrat. (2015). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Mahayana, M.S. (2015). Kitab Kritik Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
McLuhan, M. (1926). The Gutenberg Galaxy: The Making of Thypographic Man. Toronto: University Toronto Press.
Nasrulloh, L. (2017). Lokalitas Sasak dalam Novel Guru Dane Sasak Karya Salman Faris. Diksi, 25(1), 14–24. https://doi.org/10.21831/diksi.v25i1.18849.
Nesi, F.K. (2019). Orang Orang Oetimu. Serpong: Marjin Kiri.
Pradopo, R.D. (1987). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Rasyid, A. (2017). Lokalitas dalam Cerita Rakyat Datumuseng Dan Maipa Deapati (Locality In Datumuseng And Maipa Deapati Folktale) . SAWERIGADING.23(1). https://doi.org/10.26499/sawer.v23i1.190.
Ratna, IN.K. (2011). Antropologi Sastra: Perkenalan Awal. Metasastra, 4(2), 150—159.
Sairin, S. (2020). Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia:Perspektif Antropologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sayuti, S.A. (2011). Pengembangan budaya dan potensi lokal. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Sugiarti, C.R.W.P. (2019). Ekologi Budaya dalam Novel Lanang Karya. 22(1), 113–127. https://doi.org/10.24257/atavisme.v22i1.515.113-127
Sugiarti, & Putra, C.R.W. (2019). Representation of Culture Ecology in Wisran Hadi’s Presiden, Generasi Ketujuh. LITERA, 18(1), 17–35. https://doi.org/10.21831/ltr.v18i1.20579
Sutton, M.Q., & Anderson, E.N. (2014). Introduction to Cultural Ecology (second edition). Maryland: AltaMira Press.
Turaeni, N.N.T. & Hardiningtyas, P.R. (2020). Kritik Sosial Bermuatan Lokal Bali dalam Kumpulan Cerita Nguntul Tanah Nunulengek Langit Karya I Made Suarsa. Aksara, 32(2),223--234. https://doi.org/10.29255/aksara.v32i2.660.223-234.
Uniawati. (2016). Warna Lokal Dan Representasi Budaya Bugis-Makassar Dalam Cerpen Pembunuh Parakang Kajian Sosiologi Sastra. Kandai, 12(1). https://doi.org/10.26499/jk.v12i1.75.
Yulianto, A. (2017). Unsur-Unsur Lokalitas dalam Novel Galuh Hati Karya Randu Alamsyah. Kandai, 13(1). https://doi.org/10.26499/jk.v13i1.158.
Refbacks
- There are currently no refbacks.